Kamis, 24 November 2011

Kepribadian, MEDIKA 2 (13 Nov 2011), by Bang Salman Alfath

  • Mahasiswa terbagi: mahasiswa study oriented dan mahasiswa score oriented. Kita harus menjadi mahasiswa study oriented, belajar tentang segala hal dengan tujuan mengejar ilmu bukan nilai. "Jangan jadi ikan di dalam bohlam" tapi "Jadilah seperti gelas yang terbuka".
  • The Power of Mindset: You are what you think you are!
  • Tiap orang melihat satu sisi dari suatu hal, hal itulah yang membuat mereka berdebat.
  • Think positive: dapat mengambil sisi positif (hikmah) dari setiap peristiwa.
  • Make a plan! "Gagal dalam merencanakan artinya merencanakan kegagalan".

Selasa, 25 Oktober 2011

ISBD Bab 3 "MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL"


1.        Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
2.        Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.
3.        Implikasi-implikasi yang terjadi dari sifat kesosialan manusia:
ü  Kesadaran akan ‘ketidakberdayaan’ manusia bila seorang diri.
ü  Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
ü  Penghargaan akan hak-hak orang lain.
ü  Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
4.        Interaksi sosial menjadi kunci dalam kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Manusia sebagai makhluk sosial pastilah melakukan interaksi sosial dalam kerangka hidup bersama itu.
5.        Tidak semua interaksi sosial yang berlangsung bersifat positif bagi kehidupan manusia karena jika dilihat dari sifat interaksinya, ada interaksi yang asosiatif dan interaksi yang disasosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif mengarah pada kerja sama antarindividu atau antarkelompok, contohnya kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, sedangkan interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mengarah pada bentuk-bentuk pertikaian atau konflik, contohnya persaingan, kontroversi, dan permusuhan.

Selasa, 11 Oktober 2011

KWN Bab 2 "Filsafat Pancasila"

Konsepsi Filsafat Pancasila
Pancasila (jiwa bangsa Indonesia) => diwujudkan dalam bentuk tingkah laku dan amal perbuatan => kepribadian bangsa => pandangan hidup => filsafat hidup bangsa & dasar filsafat negara (harus dikembangkan sesuai kodrat manusia)


Pengertian Filsafat Pancasila
Ø  Secara etimologis: cinta kebijaksanaan yang berlandaskan lima asas.
Ø Secara umum: pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari hakikat (kebenaran) lima prinsip kehidupan manusia.
Ø Secara terminologis:
· Dasar penghayatan material: suatu pandangan hidup bangsa yang berketuhanan berkemanusiaan berpersatuan berkerakyatan dan berkeadilan
· Dasar penghayatan formal: suatu ideologi negara yang berketuhanan berkemanusiaan berpersatuan berkerakyatan dan berkeadilan.


Tujuan Filsafat Pancasila
Ø  Secara umum: untuk menandingi filsafat komunis & liberalis.
Ø  Secara khusus:
·  Memahami dan menjelaskan lima prinsip kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara
·  Mengajukan kritik dan menilai prinsip tersebut
· Menemukan hakikatnya secara manusiawi serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik sebagai pandangan dunia


Pancasila Dasar Filsafat Negara
Ø  Objek material: materinya sudah ada sejak bangsa Indonesia ada
Ø  Objek formal: dirumuskan oleh tokoh-tokoh kenegaraan pada sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang kemudian ditetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila


Pokok –pokok Pikiran Pancaran Pancasila
Ada empat pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945:
Fundamen Politik Negara:
1. Pokok pikiran persatuan => Dasar Negara
2. Pokok pikiran keadilan sosial => Tujuan Negara
3. Pokok pikiran kedaulatan => Sistem Negara
Fundamen Moral Negara:
4. Pokok pikiran ketuhanan dan kemanusiaan
Fundamen moral menjiwai fundamen politik.


Kesatuan dan Susunan Pancasila
a. Susunannya adalah majemuk tunggal, merupakan satu kesatuan yang bersifat organik, sila satu dengan yang lainnya berkaitan erat.
b. Bentuk susunannya adalah hierarkis piramidal.
c. Kesatuan sila-sila Pancasila saling mengualifikasi (menyifati) sehingga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.


Tiga Keseimbangan Pancasila
a. Keseimbangan konsensus nasional
ð  Mempertemukan antara ide golongan Islam di satu pihak dan ide golongan nasionalis di lain pihak untuk menegakkan negara Pancasila yang dapat disebut sebagai Negara Theis Demokratis, negara demokrasi yang berketuhanan atau negara ketuhanan yang berdemokrasi.
b. Keseimbangan  sistem masyarakat
ð  Menyeimbangkan sifat individu dan sifat sosial dalam kehidupan bermasyarakat untuk menegakkan negara Monodualis.
c. Keseimbangan sistem kenegaraan
ð  Merupakan sintesis antara dasar-dasar kenegaraan modern tentang sistem demokrasi dengan tradisi lama kehidupan bangsa Indonesia yaitu sistem musyawarah mufakat, untuk menegakkan negara modern (negara dialektik).

Pancasila sebagai Sistem Filsafat
ð  Merupakan hasil perenungan yang mendalam dari tokoh kenegaraan Indonesia.
ð Ciri-ciri filsafat Pancasila: koheren, menyeluruh, mendasar, spekulatif.


Pancasila sebagai Ideologi Negara
ð Pada dasarnya Pancasila adalah merupakan sistem filsafat bersifat praktis yang sebagai pandangan hidup bangsa dalam bernegara disebut dengan ideologi.
ð Tiga unsur pokok ideologi: unsur keyakinan, unsur mitos, dan unsur loyalitas. Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal, dalam ideologi terkandung juga adanya tiga subunsur: rasional, penghayatan, dan susila.
ð Pancasila sebagai ideologi negara adalah ideologi terbuka. Dasar pengembangannya adalah hakikat kodrat manusia monopluralis, sehingga unsur moral menjadi landasan kebijaksanaan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
ð Ciri-ciri ideologi terbuka: realis, idealis, dan fleksibel.


Pancasila dalam Ideologi Dunia
ð Ideologi dunia yang besar hanya ada tiga: liberalisme, komunis, dan keagamaan.
ð Pancasila tidak termasuk ideologi besar, tetapi Pancasila dapat juga termasuk dalam ideologi keagamaan, karena sila pertama berkaitan dengan agama. Pancasila dapat dinyatakan juga termasuk sosialisme religius, tetapi tidak terlalu ekstrem. Sosialisme religius merupakan paham sosialis yang berdasarkan atas ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat.

Sabtu, 08 Oktober 2011

ISBD Bab 2 "Manusia Sebagai Makhluk Budaya"

1.      Manusia dikatakan sebagai makhluk berbudaya karena manusia dengan anugerah Allah SWT berupa akal budi yang membedakan manusia dari makhluk lain, mampu menciptakan kebudayaan.
2.   Manakah yang benar, kebudayaan adalah produk manusia atau manusia adalah produk kebudayaan?  Jawab: Kebudayaan adalah produk manusia karena manusia adalah pecipta kebudayaan.
3.       Perbedaan antara etika dan estetika: etika berkaitan dengan nilai tentang baik-buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah-jelek.
4.        Tiga perilaku tidak menghargai manusia:
a.         Kekerasan terhadap pembantu rumah tangga
b.         Pemerkosaan
c.         Perilaku membunuh
5.        Masalah yang dihadapi pada kasus pewarisan kebudayaan:
a.         Sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang.
b.         Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut.
c.         Munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

ISBD Bab 1 "Pengantar ISBD"

1.        Kajian ISD:
·           Individu, keluarga, dan masyarakat.
·           Masyarakat kota dan masyarakat desa.
·           Masalah penduduk.
·           Pelapisan sosial.
·           Pemuda dan sosialisasi.
·           Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan.
2.   Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. => Menurut Soerjono Soekanto
3.        Perbedaan antara pengetahuan budaya dan ilmu sosial dasar (IBD) adalah pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya, sedangkan IBD mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
4.      Kompetensi dasar yang ingin dicapai setelah belajar ISBD adalah menjadi ilmuwan dan profesional yang berpikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, memiliki kepekaan dan empati terhadap solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
5.    ISBD diberikan pada mahasiswa yang memiliki latar belakang ilmu alam dimaksudkan agar pendekatan sosial dan budaya senantiasa dipertimbangkan dan melandasi setiap upaya mencari solusi atas pemecahan dari masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian, mahasiswa sebagai calon ilmuwan dan profesional harapan bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.